Wednesday, March 27, 2013

LOGIKA BERPIKIR MANUSIA AKAN MISTERI YANG ADA


BELIEVE OR NOT

Saya hanyalah seorang penulis yang hanya lulus dari bangku SMA, tidak ada title kesarjanaan bahkan Professor, Doctor, bahkan menulis artikel ini saja, saya tidak bisa memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar…hehehe..mohon maklum karena yang ada hanya, saya ingin menulis pola pikir yang saya pikirkan dan saya olah menjadi tulisan ini.

Let’s Start!! What I’m thinking about Logic and Mistery??

Tidak bisa dipungkiri sebagai manusia biasa kita memiliki rasa takut akan yang namanya “setannnnn..!!!” dari cara penyebutannya saja sudah terasa seram, apalagi kalau melihatnya langsung.

Mengapa mereka ada dan kenapa mereka tidak kelihatan?

Orang barat kalau datang ke Indonesia, kebanyakan mengatakan bahwa mereka tidak percaya akan namanya mahluk halus. Percaya tidak percaya, di dunia barat justru sebagian besar ditemukan info-info menarik mengenai keberadaan akan hal ini. Sejak zaman dahulu kala, info-info mengenai hal ini sudah tidak lazim di kalangan masyarakat.

Saya tidak ingin berpanjang lebar dengan tulisan dan menyebutkan fakta-fakta yang ada di dunia barat
Tapi dari cerita lampau yang saya alami sendiri, saya berpikir bahwa misteri kehidupan ini ternyata sangat luas dan bahkan tidak bisa di pikir secara logika. Banyak orang berpikir bahwa hal tersebut tidaklah nyata dan mengajak kita untuk berpikir secara logika. Padahal setelah saya mencoba akan hal-hal seperti itu, tetap saja banyak hal yang tidak bisa dijelaskan secara logika. Contohnya “ Apakah alasannya tata surya serta planet-planet bahkan manusia diciptakanNYA? “. Tidak ada penjelasan secara fakta dan logika akan hal ini kan? Jikapun ada, itu hanyalah jawaban yang keluar dari batasan pola pikir manusia yang hanya sebatas fungsi otak yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Dengan kata lain, manusia seperti “robot yang sempurna” yang sudah di berikan kapasitas memori tertentu untuk melihat, menimbang, berpikir, dan menyimpulkan akan hal-hal yang terjadi maupun yang belum terjadi.

Proses berpikir yang terjadi dari otak manusia adalah hal yang unik yang bahkan kalau bisa saya pikirkan itu tidak masuk dalam skala yang namanya Logika. Apakah ada yang bisa menjelaskan darimana dan mengapa manusia bisa berpikir secara Logika?? Dan mengapa sebagian manusia memiliki perbedaan pola pikir yang kadang-kadang dalam situasi tertentu, kita justru tidak mampu berpikir bahwa hal yang kita lihat ternyata tidaklah masuk akal.

Banyak ahli berpikir panjang lebar mengenai definisi dan arti dari pemikiran secara logika dan bukan logika, bahkan kita sering dianggap gila jika kita tidak berpikir secara logika. Sebagian orang memiliki pemahaman dan falsafah hidupnya masing-masing dalam menyimak akan hal-hal yang tidak masuk di akal. Kapasitas kita sebagai manusia tidak dapat dipertanggung jawabkan jika ternyata pada akhirnya dengan adanya pola pikir yang berbeda, justru perbedaan akan pemahaman yang beragam dan unik timbul dengan sendirinya.

Jika kita ditanya mengenai siapa manusia pertama, kita tentu akan menjawab “ Adam dan Hawa”. JIka pola pikir kita secara logika, maka kita akan bertanya “ Siapakah yang menciptakan mereka? Dan siapakah yang menulis tentang cerita mereka?? Pola pikir semacam inilah yang berkembang di dunia barat sehingga kebanyakan dari mereka justru menganut paham “Atheism” atau paham yang tidak percaya akan adanya Tuhan.

Lebih lanjut lagi, jika kita bertanya, bagaimana manusia bisa berkembang pesat dari 2 orang tersebut (Adam dan Hawa) menjadi triliunan jiwa di bumi ini dengan ras, warna kulit, budaya, bahkan postur tubuh yang berbeda-beda. Bahkan, jika kita menelusuri lebih lanjut, ternyata anak dari cerita Adam dan Hawa adalah Kain dan Habel yang ternyata keduanya adalah Laki-laki. Sungguh pertanyaan yang menyiksa untuk kita yang berpikir “Rohaniawan”. Pola dan cerita baik Pro dan Kontra untuk menjawab akan hal ini sangat beragam dan tergantung dari masing-masing pihak yang menjawabnya dan dalam hal ini, saya tidak ingin membahasnya lebih jauh karena keterbatasan saya sebagai manusia.

Sebenarnya kalau kita simak baik-baik, apa yang tertulis adalah sebuah kisah penciptaan yang ditulis oleh seseorang yang tidak hidup di masa terjadinya penciptaan melainkan jauh setelah masa bumi tercipta. Jauh setelah masa manusia diciptakan, kita hanya dibawa dengan pola pikir dongeng atau cerita yang mewakili akan proses yang telah terjadi yang secara turun-temurun menjadi buah cerita yang harus disampaikan dari generasi ke generasi. Warisan ini akhirnya dituangkan ke dalam sebuah ide cerita yang dijelaskan secara khayalan lewat relitas yang dipercaya secara turun-temurun bahwa hal itu benar –benar telah terjadi. Dari maksud tersebut kita bisa membayangkan adanya prinsip Logika dan Misteri bertemu dan terpadu menjadi sebuah pemahaman yang bisa kita percaya atau tidak.

“Believe or Not”

Kita memiliki dua pola berpikir yang memilki fungsi masing-masing dan itulah keunikan kita sebagai manusia. Jika kita tidak bisa berpikir logika akan hal yang tidak masuk akal atau sebaliknya, itu artinya kita tidak akan pernah mengenal yang namanya Misteri kehidupan ini. Manusia tidak akan pernah memiliki mimpi dan harapan jika tidak ada perbedaan yang membedakannya. Tapi jika kita terus terlarut untuk mau memecahkan misteri – misteri yang ada, maka hal tersebut tidak pernah akan ada ujungnya.

Banyak pakar-pakar dan ahli yang terus-menerus ingin menelusuri misteri-misteri yang begitu jauh dari pola pikir kita sebagai manusia tapi bagi saya mendingan masa bodoh dengan semua itu, bagi saya hidup itu adalah misteri yang perlu kita jaga kemisteriusannya. makin kita maknai hal itu, makin kita mengerti alasan mengapa kita diciptakanNYA. Tidak perlu kita menjadi orang ahli yang menganggap pemahaman nya lah yang paling benar dan tepat. 

Terlalu banyak berkoar-koar di depan umum tentang kebaikan, tapi nyatanya tidak mau memberikan tangannya untuk membantu yang lemah.

Justru menjadi orang ahli yang mampu memberikan dan membantu sesama manusia, adalah yang paling tepat dan yang masuk akal untuk dijadikan teladan.

“ Maknai hidup dengan tetap apa adanya, lebih bermakna daripada kita ingin mencari hal yang lebih, di luar batas kapasitas kita sebagai manusia” .

No comments:

Post a Comment