BELIEVE OR NOT
Saya hanyalah seorang penulis yang hanya lulus dari bangku
SMA, tidak ada title kesarjanaan bahkan Professor, Doctor, bahkan menulis
artikel ini saja, saya tidak bisa memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar…hehehe..mohon
maklum karena yang ada hanya, saya ingin
menulis pola pikir yang saya pikirkan dan saya olah menjadi tulisan ini.
Let’s Start!! What I’m thinking about Logic and Mistery??
Tidak bisa dipungkiri sebagai manusia biasa kita memiliki
rasa takut akan yang namanya “setannnnn..!!!” dari cara penyebutannya saja
sudah terasa seram, apalagi kalau melihatnya langsung.
Mengapa mereka ada dan kenapa mereka tidak kelihatan?
Orang barat kalau datang ke Indonesia, kebanyakan mengatakan
bahwa mereka tidak percaya akan namanya mahluk halus. Percaya tidak percaya, di
dunia barat justru sebagian besar ditemukan info-info menarik mengenai keberadaan
akan hal ini. Sejak zaman dahulu kala, info-info mengenai hal ini sudah tidak
lazim di kalangan masyarakat.
Saya tidak ingin berpanjang lebar dengan tulisan dan
menyebutkan fakta-fakta yang ada di dunia barat
Tapi dari cerita lampau yang saya alami sendiri, saya
berpikir bahwa misteri kehidupan ini ternyata sangat luas dan bahkan tidak bisa
di pikir secara logika. Banyak orang berpikir bahwa hal tersebut tidaklah nyata
dan mengajak kita untuk berpikir secara logika. Padahal setelah saya mencoba
akan hal-hal seperti itu, tetap saja banyak hal yang tidak bisa dijelaskan
secara logika. Contohnya “ Apakah alasannya tata surya serta planet-planet
bahkan manusia diciptakanNYA? “. Tidak ada penjelasan secara fakta dan logika
akan hal ini kan? Jikapun ada, itu hanyalah jawaban yang keluar dari batasan
pola pikir manusia yang hanya sebatas fungsi otak yang diciptakan oleh Sang
Pencipta. Dengan kata lain, manusia seperti “robot yang sempurna” yang sudah di
berikan kapasitas memori tertentu untuk melihat, menimbang, berpikir, dan
menyimpulkan akan hal-hal yang terjadi maupun yang belum terjadi.
Proses berpikir yang terjadi dari otak manusia adalah hal
yang unik yang bahkan kalau bisa saya pikirkan itu tidak masuk dalam skala yang
namanya Logika. Apakah ada yang bisa menjelaskan darimana dan mengapa manusia
bisa berpikir secara Logika?? Dan mengapa sebagian manusia memiliki perbedaan
pola pikir yang kadang-kadang dalam situasi tertentu, kita justru tidak mampu
berpikir bahwa hal yang kita lihat ternyata tidaklah masuk akal.
Banyak ahli berpikir panjang lebar mengenai definisi dan
arti dari pemikiran secara logika dan bukan logika, bahkan kita sering dianggap
gila jika kita tidak berpikir secara logika. Sebagian orang memiliki pemahaman
dan falsafah hidupnya masing-masing dalam menyimak akan hal-hal yang tidak
masuk di akal. Kapasitas kita sebagai manusia tidak dapat dipertanggung
jawabkan jika ternyata pada akhirnya dengan adanya pola pikir yang berbeda,
justru perbedaan akan pemahaman yang beragam dan unik timbul dengan sendirinya.
Jika kita ditanya mengenai siapa manusia pertama, kita tentu
akan menjawab “ Adam dan Hawa”. JIka pola pikir kita secara logika, maka kita
akan bertanya “ Siapakah yang menciptakan mereka? Dan siapakah yang menulis
tentang cerita mereka?? Pola pikir semacam inilah yang berkembang di dunia
barat sehingga kebanyakan dari mereka justru menganut paham “Atheism” atau
paham yang tidak percaya akan adanya Tuhan.
Lebih lanjut lagi, jika kita bertanya, bagaimana manusia
bisa berkembang pesat dari 2 orang tersebut (Adam dan Hawa) menjadi triliunan
jiwa di bumi ini dengan ras, warna kulit, budaya, bahkan postur tubuh yang
berbeda-beda. Bahkan, jika kita menelusuri lebih lanjut, ternyata anak dari
cerita Adam dan Hawa adalah Kain dan Habel yang ternyata keduanya adalah
Laki-laki. Sungguh pertanyaan yang menyiksa untuk kita yang berpikir “Rohaniawan”.
Pola dan cerita baik Pro dan Kontra untuk menjawab akan hal ini sangat beragam dan
tergantung dari masing-masing pihak yang menjawabnya dan dalam hal ini, saya
tidak ingin membahasnya lebih jauh karena keterbatasan saya sebagai manusia.
Sebenarnya kalau kita simak baik-baik, apa yang tertulis
adalah sebuah kisah penciptaan yang ditulis oleh seseorang yang tidak hidup di
masa terjadinya penciptaan melainkan jauh setelah masa bumi tercipta. Jauh
setelah masa manusia diciptakan, kita hanya dibawa dengan pola pikir dongeng atau
cerita yang mewakili akan proses yang telah terjadi yang secara turun-temurun
menjadi buah cerita yang harus disampaikan dari generasi ke generasi. Warisan ini
akhirnya dituangkan ke dalam sebuah ide cerita yang dijelaskan secara khayalan lewat
relitas yang dipercaya secara turun-temurun bahwa hal itu benar –benar telah terjadi.
Dari maksud tersebut kita bisa membayangkan adanya prinsip Logika dan Misteri
bertemu dan terpadu menjadi sebuah pemahaman yang bisa kita percaya atau tidak.
“Believe or Not”
Kita memiliki dua pola berpikir yang memilki fungsi
masing-masing dan itulah keunikan kita sebagai manusia. Jika kita tidak bisa
berpikir logika akan hal yang tidak masuk akal atau sebaliknya, itu artinya
kita tidak akan pernah mengenal yang namanya Misteri kehidupan ini. Manusia
tidak akan pernah memiliki mimpi dan harapan jika tidak ada perbedaan yang
membedakannya. Tapi jika kita terus terlarut untuk mau memecahkan misteri –
misteri yang ada, maka hal tersebut tidak pernah akan ada ujungnya.
Banyak pakar-pakar dan ahli yang terus-menerus ingin
menelusuri misteri-misteri yang begitu jauh dari pola pikir kita sebagai
manusia tapi bagi saya mendingan masa bodoh dengan semua itu, bagi saya hidup
itu adalah misteri yang perlu kita jaga kemisteriusannya. makin kita maknai hal
itu, makin kita mengerti alasan mengapa kita diciptakanNYA. Tidak perlu kita
menjadi orang ahli yang menganggap pemahaman nya lah yang paling benar dan
tepat.
Terlalu banyak berkoar-koar di depan umum tentang kebaikan, tapi
nyatanya tidak mau memberikan tangannya untuk membantu yang lemah.
Justru menjadi orang ahli yang mampu memberikan dan membantu
sesama manusia, adalah yang paling tepat dan yang masuk akal untuk dijadikan
teladan.
“ Maknai hidup dengan tetap apa adanya, lebih bermakna
daripada kita ingin mencari hal yang lebih, di luar batas kapasitas kita sebagai
manusia” .
No comments:
Post a Comment